SD Islam Roudlatul Jannah, Gading – Pekan ini ada kunjungan spesial dari K3SDI Ma’arif NU Kab. Blitar. K3SDI sendiri merupakan Kelompok kerja kepala SDI Ma’arif NU, perkumpulan seperti ini rutin diadakan setiap satu bulan sekali guna membahas beberapa progam salah satunya yaitu membangun dan menjalin komunikasi antar SD untuk berkomitmen bersama dalam mengembangkan lembaga.
Pertemuan kali ini tampak istimewa karena dipimpin lanmgsung oleh ketua LP Ma’arif NU Kab. Blitar, KH Muslih. Dalam sambutanya beliau mengingatkan kembali komitmen ghirah perjuangan guru SDI Ma’arif NU dengan memaksimalkan tugas keumatan, mengabdi, berjuang lewat jalur pendidikan.
Dalam kesempatan ini kepala sekolah juga menyampaikan beberapa visi, misi dan progam unggulan dari sd islam roudlatul Jannah serta meminta masukan, saran yang positif. Hal ini ditanggapi langsung oleh ketua LP Ma’arif NU Kab. Blitar beliau memberikan kesan positif berupa slogan “ SD Islam Roudlatul Jannah – Mantab Intelektual Handal Spiritual”.
Sumber: Dokumen Pribadi/sdi roudlatul Jannah.
Sekilas Tentang LP Ma’arif NU
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. LP Ma’arif NU ikut berperan aktif dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Dengan mendirikan satuan-satuan pendidikan berupa sekolah dan madrasah, mulai tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, hingga beberapa perguruan tinggi.
Sejarah
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (PP LP Ma’arif NU) merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Didirikannya lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Bagi NU, pendidikan adalah pondasi utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar (1918), dilanjutkan dengan Tashwirul Afkar (1922) sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan (1924) yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu: (1) wawasan ekonomi kerakyatan; (2) wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan (3) wawasan kebangsaan.
Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif mengambil peran dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah: seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya–, yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU). Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu menjembatani program-program pendidikan yang dicita-citakan.